1. Kepribadian
Pengertian Kepribadian:
Kepribadian
adalah karakteristik psikologis seseorang yang menentukan dan merefleksikan
bagaimana seseorang merespon lingkungannya (Schiffman & Kanuk, 2000).
Berdasarkan definisi ini maka bisa disimpulkan bahwa yang ditekankan adalah
karakter-karakter internal termasuk didalamnya berbagai atribut, sifat,
tindakan yang membedakannya dengan orang lain.
Menurut
Agus Sujanto dkk (2004), menyatakan bahwa kepribadian adalah suatu totalitas
psikofisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak dalam tingkah lakunya
yang unik
Faktor-faktor
kepribadian:
1. Faktor keturunan
Keturunan
merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah,
gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama
biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau
secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut,
yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.
2. Faktor lingkungan
Di
mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok
sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor
lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai
contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring
berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur
mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Misalnya,
orang-orang Amerika Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi,
kebebasan, dan etika kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri mereka
melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman, sehingga orang-orang
tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang
dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama individu lain, kerja
sama, serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.
Tipe-tipe kepribadian:
Kepribadian
seseorang tersusun atas dasar vitalitas jasmani dan rohaninnya disamping ada
faktor tempramen, karakter dan bakat. Vitalitas jasmani bergantung pada
konstruksi tubuh, sedangkan vitalitas psikis merupakan energi hidup yang belum
terarah secara internasional, sebagian bergantung pada alam lingkungan yang
membentuknya.
Ada
beberapa teori mengenai macam - macam kepribadian. Teori yang paling populer
dan terus dikembangkan adalah teori Hipocrates-Galenus yang merupakan
pengembang dari teori Empedokretus. Berdasarkan pemikirannya, ia mengatakan
bahwa sifat tempramen dasar itu adalah akibat dari 4 macam cairan tubuh yang
sangat penting didalam tubuh manusia:
1. Sifat kering terdapat dalam chole (empedu
kuning)
2. Sifat basah terdapat dalam melanchole
(empedu hitam)
3. Sifat dingin terdapat dalam phlegma
(lendir)
4. Sifat panas terdapat dalam sanguis
(darah)
Kemudian
teori hipocrates disempurnakan kembali oleh Galenus yang mengatakan bahwa
keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dalam proporsi tertentu, dimana jika
salah satu cairan lebih dominan dari cairan yang lain, maka cairan tersebut
dapat membentuk kepribadian seseorang.
Tipe kepribadian seseorang dibagi menjadi dua. Yaitu:
1. Kepribadian tipe A adalah keterlibatan
secara agresif dalam perjuangan terus-menerus untuk mencapai lebih banyak dalam
waktu yang lebih sedikit dan melawan upaya-upaya yang menentang dari orang atau
hal lain. Dalam kultur Amerika Utara, karakteristik ini cenderung dihargai dan
dikaitkan secara positif dengan ambisi dan perolehan barang-barang material
yang berhasil. Karakteristik tipe A adalah:
A. selalu bergerak, berjalan, dan makan cepat;
B. merasa tidak sabaran;
C. berusaha keras untuk melakukan atau
memikirkan dua hal pada saat yang bersamaan;
D. tidak dapat menikmati waktu luang;
2. Kepribadian proaktif
Kepribadian
proaktif adalah sikap yang cenderung oportunis, berinisiatif, berani bertindak,
dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti. Pribadi proaktif
menciptakan perubahan positif daalam lingkungan tanpa memedulikan batasan atau
halangan.
2.
Nilai-nilai Individu
Nilai
konsumen (customer value) ditentukan oleh 2 hal yaitu biaya (cost) dan manfaat
(benefit). Biaya mencakup biaya uang, waktu, energi, dan psikologi. Manfaat
mencakup manfaat produk,jasa,pribadi,danimage.
Manfaat
yang dirasakan oleh setiap konsumen berbeda-beda. Satu manfaat bisa menjadi
lebih penting dibanding manfaat lainnya. Berbeda dengan manfaat, biaya bersifat
mutlak dan merupakan akumulasi dari seluruh biaya yang ada, hanya saja terkadang
konsumen tidak menyadari biaya lain selain biaya uang.
· Jika manfaat > biaya, maka akan
tercipta nilai konsumen yang tinggi (superior customer value)
· Jika manfaat < biaya, maka akan
tercipta nilai konsumen yang rendah (inferior customer value)
Untuk
mencapai kepuasan konsumen, maka perusahaan perlu memberikan nilai konsumen
yang lebih baik daripada pesaingnya.
Nilai
dan Gaya hidup dalam perilaku konsumen sangat berkaitan erat dalam
kaidah-kaidah menganalisa Perilaku Konsumen serta relevansinya dengan strategi
market dalam membentuk sebuah konsumen yang kuat dengan produsennya. Produsen
tentu memiliki standar prosedur dalam menguasai pasar, tentunya apabila ingin
memperoleh dan mendapatkan hati di para konsumen, hal-hal yang berkaitan dengan
ini yaitu melakukan riset pemasaran, agar memperoleh hasil yang maksimal dalam
proses penjualan.
Barang
dan jasa juga mempunyai nilai yaitu nilai pakai dan nilai tukar. Nilai pakai
sendiri dibagi dua yaitu nilai pakai objektif dan nilai pakai subjektif. Nilai
pakai objektif merupakan kemampuan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan banyak
orang sedangkan nilai pakai subjektif merupakan nilai yang diberikan oleh
seseorang terhadap suatu benda atau jasa dalam memenuhi kubutuhan pribadi
pemakainya. Sementara nilai tukar juga dibagi dua yaitu nilai tukar objektif
dan nilai tukar subjektif.
Teori
nilai juga terbagi menjadi dua teori nilai objektif dan teori nilai subjektif.
Yang termasuk teori nilai objektif yaitu teori biaya produksi dari Adam smith,
teori dari biaya produksi tenaga kerja dari David ricardo, teori nilai lebih
dari Karl mark, teori nilai reproduksi dari Carey, teori nilai pasar dari Humme
dan Locke.
3.
Konsep Gaya Hidup dan Pengukurannya
Gaya
hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk
menggunakan waktu, uang dan energi dan merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan
kesukaan. Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi
konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan
terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama
mereka menjalani siklus kehidupan.
Konsep
gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan
bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana
mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada
perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan
dan persepsi mereka terhadap sesuatu.
Gaya
hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada
dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya
hidup individu tersebut.
Berbagai
faktor dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang diantaranya demografi,
kepribadian, kelas sosial, daur hidup dalam rumah tangga. Kasali (1998)
menyampaikan beberapa perubahan demografi Indonesia di masa depan, yaitu
penduduk akan lebih terkonsentrasi di perkotaan, usia akan semakin tua,
melemahnya pertumbuhan penduduk, berkurangnya orang muda, jumlah anggota
keluarga berkurang, pria akan lebih banyak, semakin banyak wanita yang bekerja,
penghasilan keluarga meningkat, orang kaya bertambah banyak, dan pulau Jawa tetap
terpadat.
Manfaat Gaya Hidup:
Manfaat jika memahami
gaya hidup konsumen :
a. Pemasar dapat
menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran.
b. Pemahaman gaya hidup konsumen juga akan
membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan.
4.
Pengukuran Ganda Perilaku Individu
Pengukuran
ganda perilaku individu digunakan di dalam analisis perilaku
konsumen.Kepribadian mempunyai efek atas pembelian, namun gaya hidup memiliki
efek yang lebih besar.Tentu saja sumber daya seperti pendapatan dan waktu juga
memberikan efek yang penting. Ancangan elektrik terhadap gaya hidup adalah yang
paling praktis untuk mengembangkan strategi pemasaran.Tujuannya adalah mengerti
konsumen sebaik mungkin.
REFERENSI
:
http://diorezky.blogspot.co.id/2015/11/bab-8-kepribadian-nilai-dan-gaya-hidup.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar